Usaha Cok Konfeksi yang dirintis Anom sejak tahun 1990 bisa dikatakan sudah sukses. Namun ia tidak puas sampai di sana. Gusti Ngurah Anom (tengah) bersama Putra Sulung, Gusti Ngurah Berlin Bramantra (kiri) dan Putra Ketiga, Gusti Ngurah Anom Krisna 48 Gusti Ngurah Anom “Berdasarkan pengalaman mengelola usaha Konfeksi sejak masih di Konfeksi Sidharta hingga Cok Konfeksi, saya jadi paham, bahwa level penjualan produk konfeksi segitu- segitu saja. Untungnya juga segitu-segitu aja. Saya kemudian berpikir untuk melakukan pengembangan jenis usaha,” ujar Anom. Tahun 2007, Anom dan istri ingin mengembangkan usaha selain usaha Konfeksi. Waktu itu ia dan istri berkeinginan untuk membuka usaha butik. Sebelum mewujudkan usaha butik, Anom mengkursuskan istrinya ke sekolah desain dan mode Susan Budiarjo. 3 Bulan kursus di sana, istrinya menjadi murid terbaik. Ini karena istrinya Ketut Mastrining sudah memiliki latar belakang bisa menjahit.
Meski sudah mengirim istrinya kursus mode di Susan Budiarjo, keinginan untuk mendirikan usaha butik ini akhirnya dibatalkan dengan beberapa pertimbangan tertentu. Batal mendirikan usaha butik, Anom terus memutar otak. Di sela waktu luang, Anom dan istrinya kemudian Krisna Oleh-Oleh Khas Bali di daerah Tuban, Kuta Raja Oleh-Oleh Khas Bali 49 berkeliling di sekitar Denpasar dan Gianyar untuk mencari ide bisnis baru. Ditemani istrinya, Anom melakukan survey ke Pasar Seni Sukawati Gianyar. “Setelah melakukan survey selama 1 bulan lebih, akhirnya kami tahu bahwa jenis oleh-oleh yang paling laku adalah baju kaos. Waktu itu saya berpikir, kenapa tidak saya saja yang membuka usaha oleh-oleh khas Bali. Saya yakin bisa bersaing, apalagi saya punya usaha Konfeksi yang juga memproduksi kaos oblong,” ujar Anom. Setelah melakukan berbagai persiapan, pada 16 Mei 2007 pusat oleh-oleh Krisna I yang berlokasi di Jalan Nusa Indah Denpasar akhirnya diresmikan.
Pusat oleh-oleh khas Bali ini didirikan di atas lahan seluas 20 are. Lahan ini dikontrak Anom selama 15 tahun dengan nilai kontrak senilai Rp 1 milyar. “Saya buka pusat oleh-oleh pada bulan Mei dengan pertimbangan pada bulan Juni bertepatan dengan musim liburan sekolah dan momen Pesta Kesenian Bali. Dibuka pada bulan itu dengan harapan akan banyak pembeli yang datang berbelanja oleh-oleh.” Di hari pertama, respon konsumen terhadap pusat oleh-oleh khas Bali Krisna di Jalan Nusa Indah ini cukup Bagus. Omzet penjualan oleh-oleh di hari pertama mencapai Rp 4 juta. Setelah membuka pusat oleh-oleh pertama ini, Anom mulai berpikir, bagaimana cara untuk mempromosikan usahanya secara efektif dan efisien. Akhirnya ia memutuskan untuk berpromosi lewat brosur. 50 Gusti Ngurah Anom Anom kemudian mulai mempromosikan pusat oleholeh Krisna di Pelabuhan Gilimanuk Jembrana.
Selama 2 bulan ia tinggal indekos di daerah Pelabuhan Gilimanuk. “Selama 24 jam saya bekerja mengedarkan brosur promosi pusat oleh-oleh Krisna. Waktu itu saya turun tangan sendiri menyebarkan brosur promosi kepada setiap wisatawan yang baru datang ke Bali dengan menggunakan bus pariwisata. Bentuk promosi sederhana ini berhasil. Pusat oleholeh Krisna berkembang pesat. Omzet penjualannya semakin meningkat.” 16 Mei 2008, Pusat Oleh-Oleh Krisna II dibuka. Pusat oleholeh ini berlokasi di Jalan Nusa Kambangan Denpasar, berdiri di atas lahan seluas 35 are. Sama dengan pusat oleh-oleh pertama di Nusa Indah, kunjungan ke pusat oleh-oleh Krisna di Jalan Nusa Kambangan ini pun selalu ramai. Jika sedang ramai kunjungan, Jalan Nusa Kambangan yang sempit dipastikan akan macet dipenuhi kendaraan para pengunjung yang akan berbelanja oleh-oleh.
Karena tidak mau mengganggu orang dengan kemacetan lalu lintas khususnya di Jalan Nusa Kambangan, Anom mulai berpikir untuk melakukan ekspansi membuka pusat oleh-oleh di wilayah lainnya. 16 Mei 2009, Pusat Oleh-Oleh Krisna III diresmikan, berlokasi di Sunset Road Kuta. Pusat oleh-oleh terbesar di Bali ini didirikan di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Dalam waktu 1 tahun, Pusat Oleh-Oleh Krisna III di Sunset Road Kuta ini berkembang pesat sehingga menempati lahan seluas 1,4 hektar. Pada 1 November 2010, pusat oleh-oleh Krisna III di Sunset Road ini diresmikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebagai pusat oleholeh terbesar di Bali. Raja Oleh-Oleh Khas Bali 51 Pusat oleh-oleh Krisna mulai I sampai III buka mulai pukul 8 pagi hingga pukul 10 malam. Di atas pukul 10 malam, wisatawan sudah mulai kebingungan untuk mencari oleh-oleh. “Akhirnya saya membuka pusat oleh-oleh Krisna IV yang buka selama 24 jam pada 1 November 2010. Pusat oleholeh seluas 45 are yang berlokasi di daerah Tuban Kuta ini saya beri nama pusat oleh-oleh Rama Krisna.
Namanya saya ambil dari nama anak ke-4, sementara nama Krisna saya ambil dari nama anak ke-3 saya,” jelasnya. Saat ini seluruh usaha milik Gusti Ngurah Anom mempekerjakan sekitar 1.000 orang karyawan, mulai karyawan di Cok Konfeksi hingga karyawan di beberapa outlet pusat oleholeh khas Bali ‘Krisna’. Pusat oleh-oleh Krisna saat ini menjual sekitar 8.000 item atau jenis produk oleh-oleh. Semua jenis oleh-oleh tersebut diambil dari 425 supplier atau pengrajin dan Usaha Kecil Menengah yang tersebar di seluruh Bali.
Related